
Sejarah Awal
Pada awal mula manusia itu hidupnya berkelompok membentuk perkumpulan kecil. Di kelompok-kelompok ini ia harus memenuhi kebutuhannya 100% dari alam. Berburu jika mereka lapar dan selalu berpindah-pindah tempat jika hasil perburuannya sudah habis. Begitulah seterusnya sampai beberapa ratus tahun.
Barter
Namun lama-lama orang yang sering melakukan perburuan tersebut merasa masih kurang dan butuh hasil yang tidak dimilikinya. Misalnya bila orang tidak punya kelapa sedangkan orang yang lain memilikinya maka akan ditukar dengan umbi-umbian. Misalnya 5 umbi ditukar dengan 2 kelapa. Begitulah gambarannya.
Semakin lama orang bergantung dengan sistem barter ini. lama-lama terdapat masalah baru yang harus dipecahkan. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Uang Logam
Meskipun nilai nilai tukar dari barang sudah ada, tetap saja kesulitan yang dihasilkan masih ada di depan mata. Kekurangan bahan alat tukar hingga pemecahan sebuah nilai dari barang-barang tersebut belum ditemukan.
Hingga akhirnya orang-orang mulai sepakat menggantikannya logam. Para pemimpin masa lalu mempersilahkan siapa saja membuat uang. Menempa membuat nilai secara individual adalah hal yang wajar. Sejalan dengan perjalanan uang logam timbul masalah baru yaitu keberadaan logam di atas muka bumi semakin habis. Al hasil uang logam akan sulit didapatkan.
Uang Kertas
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.
Kesimpulan
Asal usul mata uang dibuat berdasarkan dari kebutuhan manusia akan hasil yang belum mereka miliki. Dengan kemajuan jaman seperti sekarang ini, sistem barter mampu digantikan dengan uang kertas yang notabene hanya sebagai alat bukti transaksi tanpa ada nilai pengganti. Semakin banyak uang yang tercetak, semakin kecil nilai yang dihasilkan. Semua pencetakan uang kertas di awasi oleh negara. Individual tak diperbolehkan menciptaan mata uang.
Pada awal mula manusia itu hidupnya berkelompok membentuk perkumpulan kecil. Di kelompok-kelompok ini ia harus memenuhi kebutuhannya 100% dari alam. Berburu jika mereka lapar dan selalu berpindah-pindah tempat jika hasil perburuannya sudah habis. Begitulah seterusnya sampai beberapa ratus tahun.
Barter
Namun lama-lama orang yang sering melakukan perburuan tersebut merasa masih kurang dan butuh hasil yang tidak dimilikinya. Misalnya bila orang tidak punya kelapa sedangkan orang yang lain memilikinya maka akan ditukar dengan umbi-umbian. Misalnya 5 umbi ditukar dengan 2 kelapa. Begitulah gambarannya.
Semakin lama orang bergantung dengan sistem barter ini. lama-lama terdapat masalah baru yang harus dipecahkan. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Uang Logam
Meskipun nilai nilai tukar dari barang sudah ada, tetap saja kesulitan yang dihasilkan masih ada di depan mata. Kekurangan bahan alat tukar hingga pemecahan sebuah nilai dari barang-barang tersebut belum ditemukan.
Hingga akhirnya orang-orang mulai sepakat menggantikannya logam. Para pemimpin masa lalu mempersilahkan siapa saja membuat uang. Menempa membuat nilai secara individual adalah hal yang wajar. Sejalan dengan perjalanan uang logam timbul masalah baru yaitu keberadaan logam di atas muka bumi semakin habis. Al hasil uang logam akan sulit didapatkan.
Uang Kertas
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.
Kesimpulan
Asal usul mata uang dibuat berdasarkan dari kebutuhan manusia akan hasil yang belum mereka miliki. Dengan kemajuan jaman seperti sekarang ini, sistem barter mampu digantikan dengan uang kertas yang notabene hanya sebagai alat bukti transaksi tanpa ada nilai pengganti. Semakin banyak uang yang tercetak, semakin kecil nilai yang dihasilkan. Semua pencetakan uang kertas di awasi oleh negara. Individual tak diperbolehkan menciptaan mata uang.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori ekonomi
dengan judul Sejarah dan Asal Usul Uang. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tukang-copy.blogspot.com/2013/03/sejarah-dan-asal-usul-uang.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Joko Catur - Kamis, 28 Maret 2013
Belum ada komentar untuk "Sejarah dan Asal Usul Uang"
Posting Komentar